$theTitle=wp_title(" - ", false); if($theTitle != "") { ?>
Communications is human nature. Knowledge sharing is human nurture
24 Oct // php the_time('Y') ?>
HaCkEd By RxR HaCkEr
just for fun
GeNErAL ~ Error 7rB
Skype:a.789a
7 Oct // php the_time('Y') ?>
Menurut Hasanali (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan penerapan CKM dapat digolongkan menjadi 5 kategori :
6 Oct // php the_time('Y') ?>
Gibbert, Leibold, dan Probst (2002) telah melakukan penelitan dan mengungkapkan bahwa terdapat lima gaya dari CKM. Lima gaya tersebut adalah prosumerism, team-based co-learning, mutual innovation, communities of creation, join IP/ownership. Perusahaan harus menentukan gaya CKM yang bagaimana yang harus mereka terapkan yang sesuai dengan kondisi mereka.
a. Prosumerism
Alvin Toffler (1980) merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah “prosumer” untuk menunjukkan bahwa pelanggan bukan hanya seorang konsumen, namun bisa juga beperan sebagai produsen. Seorang pelanggan dapat menjadi seorang konsumen apabila penerapan CKM dilakukan dengan baik, dimana perusahaan mendapatkan informasi dari pelanggan mengenai produk-produk yang ada sekarang ini, serta pelanggan dapat memberikan masukan berupa inovasi untuk pengembangan produk selanjutnya yang makin sesuai untuk menjawab kebutuhan pelanggan tersebut.
b. Team-based co-learning
Dalam penerapan CKM, perusahaan dapat mengajak pelanggan untuk turut serta dalam satu tim dalam pengembangan perusahaan tersebut. Dimana antara perusahaan dan pelanggan dapat melakukan sharing knowledge yang dapat meningkatkan pengetahuan satu sama lain. Selain itu inovasi-inovasi baru juga akan muncul dalam perkembangannnya. Sebagai contoh Openrice yang merupakan perusahaan online tempat para user mereview masakan-masakan serta tempat makan yang ada di China, Hongkong, Indonesia, dan Filipina. Openrice sangat bergantung dengan tim di dalamnya, dimana tim mereka juga terdiri dari pelanggan-pelanggan mereka sendiri yang dengan setia memberikan hasil review dan database masakan dan makanan yang ada di negara masing-masing. Dengan kerjasama yang kompak antara perusahaan dan pelanggan ini, maka openrice dapat berkembang pesat di 4 negara.
c. Mutual innovation
Inovasi dari produk-produk yang diluncurkan perusahaan sebenarnya dapat dengan mudah dikembangkan lebih optimal dengan mendengarkan inovasi-inovasi apa saja yang diharapkan dari konsumen yang menggunakan produk tersebut. Karena konsumen yang menggunakan produk-produk tersebut akan mampu mengutarakan kebutuhan mereka sejauh mana, dan apa yang kurang dari produk kita.
d. Communities of creation
Komunitas sudah menjadi tren sekarang ini, setiap perusahaan berlomba-lomba membangun suatu komunitas agar mereka memiliki pelanggan yang loyal terhadap mereka. CRM yang diterapkan dalam komunitas akan berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Komunitas yang terbentuk sudah menjadi tempat ajang bertukar informasi satu sama lain, bahkan ketika ada pelanggan yang mengalami masalah dalam penggunaan produk, perusahaan diringankan tugasnya dalam melayani keluhan pelanggan tersebut karena begitu banyak anggota komunitas yang siap membantu menjawab keluhan pelanggan lainnya. Selain itu para anggota komunitas dengan rela mempromosikan perusahaan tersebut dengan baik agar komunitas yang terbentuk semakin berkembang dari waktu ke waktu. Seperti contoh di Indonesia ketika kita mendengar kata komunitas, pasti yang terlintas adalah Kaskus. Kaskus merupakan forum online yang memiliki komunitas terbesar di Indonesia. Ditambah lagi rasa memiliki anggota komunitas terhadap Kaskus sangat tinggi. Mereka tanpa dibayar rela bertukar informasi apa saja yang mereka miliki, bahkan hamper setiap inovasi dan produk yang diluncurkan Kaskus merupakan ide kreatif dari para anggota komunitas Kaskus itu sendiri yang disebut dengan Kaskuser.
e. Joint intellectual property
Joint intellectual property merupakan gaya CKM yang menarik dimana perusahaan bersama-sama dengan pelanggan membentuk suatu hasil karya produk dari pengetahuan yang dimiliki bersama, dan hasil dari produk tersebut juga diakui milik perusahaan dan pelanggan itu sendiri. Dengan kata lain perusahaan berusaha mendekatkan diri dengan pelanggan agar pelanggan dapat merasakan bahwa mereka turut memiliki perusahaan tersebut, sehingga semua pihak dapat terus berinovasi dalam mengembangkan perusahaan tersebut.
4 Oct // php the_time('Y') ?>
CKM yang dibangun seharusnya diharapkan dapat memberikan keuntungan yang signifikan terhadap perusahaan dan pelanggan, namun tidak sedikit juga yang mengalami hambatan dalam penerapan CKM tersebut. Adapun hambatan-hambatan yang terjadi antara lain:
(Gibbert, Leibold, dan Probst, 2002)
1. Penerapan Customer Knowledge Management dengan pola pikir yang salah. Jangan pernah perusahaan berpikir dalam menerapkan CKM adalah untuk menguras pengetahuan yang dimiliki pelanggan demi keuntungan yang akan didapatkan perusahaan semata, namun pembangunan CKM harus dilandasi untuk pengembangan nilai pengetahuan pelanggan dan perusahaan untuk menuju arah yang lebih baik.
2. Menghiraukan keanekaragaman pelanggan. Perusahaan harus menjangkau banyak pelanggan agar pengetahuan yang didapatkan semakin akurat dalam pengembangan CKM. Pendekatan perusahaan terhadap pelanggan harus dilandasi keanekaragaman pelanggan, perusahaan harus memiliki metode-metode khusus untuk mendekati setiap pelanggan agar perusahaan mampu melakukan inovasi yang dapat menjawab semua kebutuhan pelanggan.
3. Sering kali perusahaan salah strategi dalam menerapkan CRM untuk membangun CKM, sehingga pelanggan merasa dimanfaatkan dan akhirnya menjauh dari perusahaan. Oleh karena itu pemilihan strategi CRM juga harus sebaik mungkin agar kedua belah pihak tidak merasa dirugikan satu sama lain, bahkan memberikan manfaat untuk keduanya.
4. ketidakmampuan dalam infrastruktur organisasi dan proses untuk menangani memanfaatkan pengetahuan dari pelanggan. Hal ini mengakibatkan knowledge asset yang terkumpul menjadi sia-sia. Sebaiknya perusahaan menyediakan infrastruktur organisasi yang mampu mengelola pengetahuan yang didapatkan menjadi sesuatu informasi dan inovasi yang berguna bagi perusahaan. Pengetahuan yang dikumpulkan semakin lama semakin besar sehingga perusahaan perlu dipersiapkan sejak dini untuk mengantisipasi itu, misal dengan menggunakan sistem navigasi dan fitur pencarian knowledge serta diberikan kategori sesuai topik tertentu.
5. Dengan seringnya mengandalkan pengetahuan dari pelanggan, perusahaan dapat terjebak dengan kondisi dimana sulit berinovasi tanpa dukungan dari pelanggan. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan menjadi ketergantungan terhadap pelanggan.
6. Kurangnya rasa percaya satu sama lain dalam bertukar pengetahuan. Sehingga perusahaan harus dengan baik mendekatkan diri dan memberikan rasa percaya dan rasa aman kepada setiap pelanggannya.
23 Sep // php the_time('Y') ?>
Afryan Thamrin (0932201560)
Ernawaty (0932201466)
Jey Nelson (0932201535)
Profil Perusahaan
Analisa Perusahaan
Pangsa Pasar Boeing Tahun 2000
Kendala yang Dihadapi
Strategi yang Diterapkan :
CATIA (Computer Aided, Three-dimensional, Interactive Application)
Knowledge Management dalam Boeing
Profil Philip Condit
Hasil yang Dicapai
Kesimpulan
Afryan Thamrin (0932201560)
Ernawaty (0932201466)
Jey Nelson (0932201535)
22 Sep // php the_time('Y') ?>
PT. INTI
(Industri Telekomunikasi Indonesia)
VISI & MISI
Visi:
Visi PT. INTI adalah menjadi pilihan pertama bagi pelanggan dalam mentransformasikan “mimpi” menjadi “kenyataan”.
Misi :
Divisi Jasa Integrasi Teknologi
Salah satu unit bisnis dalam PT. INTI, bergerak dalam bidang jasa integrasi teknologi yang meliputi kastemisasi sistem dan penjualan produk mandiri PT. INTI. Produk kastemisasi perangkat lunak: Network Management System, Fault Management System Di sisi perangkat keras produk-produknya meliputi General Purpose Agent, IMTE, IMDE, rectifier, rack and cabinet dan lain-lain.
Tantangan yang Dihadapi Divisi JIT
Upaya yang Dilakukan Divisi JIT
ITIL adalah framework yang terintegrasi, berbasis pada proses dan merupakan best practice pengelolaan layanan IT, dasar dari ITIL adalah Service Delivery dan Service Support
Dalam ITIL, semua kegiatan dalam Service Support, disimpan dalam suatu database yang disebut CMDB (Configuration Management Data Base) sebagai knowledge base Dengan CMD informasi dapat dikumpulkan dan disimpan dengan lebih cepat lebih mudah serta lebih cepat untuk tindak lanjut berikutnya
Mekanisme Call Center
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Nurjahja WS, A. 2008. Call Center Berbasis knowledge. (Online) http://iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpaper/fullpaper118_Ari_Nurtjahja.pdf
19 Sep // php the_time('Y') ?>
Ini merupakan kasus yang cukup besar di Eropa, dimana sebuah perusahaan reksadana sangat bergantung dengan CRM dan KM dalam melayani pelanggan mereka. Perusahaan ini memiliki sistem yang terintegrasi antara fax, telepon, dan email. Mereka memiliki 120 karyawan yang tergolong di dalam customer communication center (CCC), yang bertugas untuk menjawab dan memberikan solusi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pelanggan.
Tantangan CKM
Karena informasi hanya bertukar melalui email dari satu karyawan ke karyawan yang lain, sehingga masing-masing karyawan yang mengatur sendiri konten yang mereka butuhkan. Dengan sistem ini terjadi masalah dimana karyawan baru tidak kebagian dalam pengiriman email dan karyawan baru sangat sulit memilih konten mana yang mereka butuhkan untuk menjawab pertanyaan pelanggan.
Upaya
Upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah membangun sebuah web yang diharapkan dapat menjadi pusat informasi dari konten-konten tersebut. Namun terjadi kendala karena data yang didalam web semakin lama semakin besar dan berantakan karena tidak ada yang bertugas khusus dalam mengatur isi konten di dalam web tersebut. Selain itu tidak ada navigasi dan fitur pencarian yang menyulitkan para karyawan untuk menggunakan web . Sehingga mereka beralih ke cara lama yaitu menggunakan email.
Kemudian perusahaan segera merombak ulang struktur webnya dengan melengkapi fitur navigasi dan sistem pencarian, selain itu perusahaan juga membuatkan aplikasi khusus untuk mengconvert konten dari office yang dapat dirubah menjadi html sehingga dengan cepat tampil di web. Perusahaan juga mentraining karyawan-karyawannya dalam menggunakan web yang baru tersebut agar lebih optimal.
Hasil
Kinerja karyawan jauh lebih meningkat dari sebelumnya.
Karyawan-karyawan baru pun tidak kesulitan mencari konten yang dibutuhkan.
19 Sep // php the_time('Y') ?>
Latar Belakang
Pada saat ini perubahan bisnis begitu cepat dan sulit untuk diprediksi. Hal ini yang menuntut kesiapan berbagai instansi seperti perusahaan ataupun universitas dalam persaingan yang begitu ketat satu sama lain dalam dunia bisnis. Dalam persaingan, baik perusahaan maupun universitas harus melewati tantangan eksternal dan internal. Oleh karena itu perusahaan/ universitas melakukan Business Process Improvement agar tidak hanya bertahan hidup, tapi mampu berkembang dengan baik.
Salah satu hal internal yang mempengaruhi BPI dalam perusahaan/ universitas adalah culture. Culture sendiri bersifat abstrak namun dinamis tergantung visi misi kepemimpinan, sistem di perusahaan, serta kecerdasan individual di dalam perusahaan tersebut. Sehingga culture dapat terdiri dari dua jenis yaitu corporate culture dan individual culture. Dengan Culture sudah terbentuk, maka visi dan misi perusahaan akan terlihat secara nyata bentuk dan pencapaian target yang bisa dicapai.
Binus University atau yang cukup dikenal dengan Binus, adalah contoh universitas yang menerapkan culture di dalamnya untuk mencapai sasaran utamanya. Bahkan culture menjadi strategi khusus oleh Binus dalam melaksanakan BPI, karena bagi Binus untuk mencapai suatu sasaran harus mendapat dukungan seluruh civitas akademika serta dukungan dari yayasan Bina Nusantara dan seluruh unit Binus lainnya sehingga terjadi suatu kerjasama yang baik melalui implementasi strategi serta disiplin dalam menjalankan evaluasi agar dapat merealisasikan sasaran-sasaran utama Binus.
Visi dan Misi Binus
Binus memiliki visi dan misi yang dibentuk pada tahun 2006 dan diharapkan visi tersebut akan dicapai pada tahun 2010. Visi dan misi inilah yang menjadi landasan Binus melakukan perubahan dengan melakukan BPI.
Visi
Unggul sebagai lembaga pendidikan berbasis teknologi informasi yang diterima sebagai panutan, siap berkompetensi dan beradaptasi terhadap perubahan global.
Misi
Dalam mencapai visinya, Binus menetapkan misi sebagai berikut:
Masalah dan Tantangan
Adanya masalah dan tantangan yang dihadapi Binus dalam perkembangannya. Masalah dan tantangan yang menyebabkan Binus membentuk suatu proyek BPI untuk terus berkembang dan mampu bersaing.
Masalah
Tantangan
Culture
Diatas dapat dilihat betapa pentingnya peran culture untuk mencapai visi, bahkan culture yang tidak baik dapat menjadi masalah yang cukup serius dalam perkembangan Binus. Adapun culture yang diterapkan di Binus, yaitu:
Corporate Culture
Corporate culture Binus dikembangkan sebagai perekat seluruh civitas akademika. Corporate culture Binus antara lain:
Individual Culture
Individual culture yang sehat merupakan factor kunci dan kritis dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan Binus. Individual Culture yang ditanamkan di setiap BiNusian adalah keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil.
Pengaruh Culture
Melihat pentingnya culture tersebut, maka individual culture di Binus diharapkan beperan sebagai enabler dalam penciptaan spirit of achievement BiNusian dan good university governance.
Selain itu dukungan juga didapat dari coporate culture, yaitu:
Culture yang diterapkan juga memberikan keuntungan dalam pelaksanaan project change management pada segi proses bisnis, seperti contoh
Strategi Utama
Dengan melihat sasaran dan tantangan serta masalah, Binus melakukan change management menggunakan strategi sebagai berikut:
Dengan strategi utama yang didukung oleh culture yang diterapkan inilah yang membuat Binus berhasil mencapai sasaran “university of choice” pada tahun 2010. Pencapaian ini membuat posisi Binus semakin kuat sebagai institusi pendidikan tinggi sehingga dapat lebih menyumbang kemajuan bangsa dengan memberikan pendidikan bermutu.
Kesimpulan
Untuk mencapai sasaran atau keberhasilan suatu proyek perlu dilakukan suatu perubahan yang mampu meningkatkan proses bisnis pada Binus. Semua dapat berjalan dengan lancar apabila terdapat usaha dan kerjasama yang efektif dari segenap civitas akademika Binus. Oleh karena itu peran corporate culture dan individual culture sangat beperan penting dalam BPI pada Binus University.
Saran
Perusahaan harus mampu menerapakan culture yang baik kepada setiap pihak, karena keberhasilan suatu proyek sangat bergantung dengan human resources yang terlibat didalam perusahaan tersebut. Selain itu, culture yang digunakan harus sesuai dengan budaya dimana lokasi perusahaan tersebut berada agar tidak menimbulkan hambatan pada saat penerapan.
DAFTAR PUSTAKA
http://djodiismanto.blogspot.com/2008/07/corporate-culture.html
http://www.binus.ac.id/Data/rector%20report/renstra%20binus%20untuk%20web.pdf
14 Sep // php the_time('Y') ?>
Ada seorang manajer IT yang tugas nya luar biasa banyak, ia harus menghadiri rapat diluar kantor dengan klien, memimpin IT project, dan seorang kepala rumah tangga yang baik. Tidak lama ia sadari kalau ia telah kewalahan dengan tugas-tugasnya yang luar biasa banyak, memang tidak berat, tapi jadwal yang ketat membuatnya susah
bahkan untuk sebuah makan siang sekalipun. Jadi ia mulai mempelajari KM, kemudian ia terapkan dalam profesinya.
Jadi beginilah solusinya, ketika ia menghadiri rapat dan seminar, ia diberi kartu nama oleh kliennya. Kartu nama itu masing-masing ia kumpulkan, ia beri tulisan A pada belakang kartu jika kartu nama itu bermanfaat bagi profesinya dan untuk kepentingan perusahaan. Ia beri tulisan B jika ia merasa kartu itu akan bermanfaat suatu saat nanti, mungkin bisa saja menjadi calon kliennya, atau bisa pula ia mengikuti seminar yang diselenggarakan dari kartu itu. Ia beri tulisan C jika kartu tidak ada hubungannya sama sekali baik dengan perusahaannya, kliennya, atau dirinya.
Ketika perusahaan menuntut ia untuk mendapatkan supplier untuk klien nya yang saat ini, ia keluarkan kartu nama dari kategori B, untuk dihubungkan dengan kategori dari A yang saat ini adalah kliennya. Kemudian ia harus mencari distributor, ia keluarkan kembali kartu nama dari kategori A. Masalah untuk kantor telah selesai, kemudian sore
harinya, anaknya akan merayakan ulang tahun, ia pun mengeluarkan kartu nama dari kategori C, yang berisi penyelenggara pesta, penjual souvenir, penjual bunga dan sebagainya. Iapun tinggal menelepon, dan pesta ultah anaknya pun berlangsung sukses. Ia selalu mencatat masalah yang muncul di setiap IT project yang dikerjakan staffnya
dalam sebuah buku. Ia menyimpan email-email dari staffnya yang bertanya, dan memberikan solusi yang kadang di jawabnya sendiri , atau di jawab oleh staff lain. Kumpulan masalah dan solusi ini, ia jadikan seperti sebuah FAQ. Terciptalah sebuah pengetahuan perusahaan yang kompeten, jadi ketika ada masalah yang serupa, tidak
perlu dijawab lagi, karena telah ada di FAQ.
Kasus diatas adalah contoh yang mudah, dan itu adalah individual. Apakah bisa pembaca bayangkan apabila sebuah perusahaan menerapkan cara ini untuk semua staffnya ? perusahaan akan mengirit banyak uang seminar dan pelatihan, staff pizza hut akan mengetahui jalan potong tercepat untuk mengantarkan pizzanya, konsultan tak akan berkerenyit lagi jika ada masalah serupa, perusahaan web hosting bisa melakukan market research untuk meningkatkan mutu dengan mencatat setiap keluhan dan masukan dari klien. Dan masih banyak keuntungan lain yang bisa didapatkan dari KM
8 Sep // php the_time('Y') ?>
1. Knowledge management is the collection of processes that govern the creation, dissemination, and utilization of knowledge. – Brian Newman
2. Knowledge management is the management of the organization towards the continuous renewal of the organizational knowledge base – this means, for example, the creation of supportive organizational structures, facilitation of organizational members, putting IT-instruments with emphasis on teamwork and diffusion of knowledge (e.g., groupware) into place. – Thomas Bertels
3. Knowledge management is an audit of “intellectual assets” that highlights unique sources, critical functions and potential bottlenecks which hinder knowledge flows to the point of use. – Denham Grey
4. Knowledge management consists of activities focused on the organization gaining knowledge from its own experience and from the experience of others, and on the judicious application of that knowledge to fulfill the mission of the organization. – Gregory Wenig
5. Knowledge management is a business activity with two primary aspects: (a) treating the knowledge component of business activities as an explicit concern of business reflected in strategy, policy, and practice at all levels of the organization; and (b) making a direct connection between an organization’s intellectual assets – both explicit (recorded) and tacit (personal know-how) – and positive business results. – Rebecca O. Barclay and Philip C. Murray
6. Knowledge management is the process through which organizations generate value from their intellectual and knowledge-based assets. – Megan Santosus and Jon Surmacz
7. Knowledge management is the systematic process of finding, selecting, organizing, distilling and presenting information in a way that improves an employee’s comprehension in a specific area of interest. – University of Texas
8. Knowledge management is a process with four parts that comprise a loop: knowledge is created, knowledge is captured, knowledge is classified and modified, and knowledge is shared. – Wally Bock
9. Knowledge management is the way that organizations create, capture and re-use knowledge to achieve organizational objectives. – Wally Bock
10. Knowledge management is the way organizations create, capture, enhance, and reuse knowledge to achieve organizational objectives. – Asian Development Bank
11. Knowledge management is a collection of activities, processes and policies, which enable organizations to apply knowledge to improve effectiveness, innovation and quality. – UN Knowledge Management Workshop
12. Knowledge management is the identification and mapping of intellectual assets within an organization, the creation of knowledge for competitive advantage, the conversion of vast amounts of available corporate data into accessible information and the distribution of best practices. – Economic and Social Commission for Western Asia
13. Knowledge management is the process through which organizations generate value from their intellectual and
knowledge-based assets. – CIO Magazine
14. Knowledge management is concerned with organizing knowledge repositories so as to allow for easy retrieval and exchange of the information stored therein. – Felix Weigel
15. Knowledge management is the process of capturing value, knowledge and understanding of corporate information, using IT systems, in order to maintain, re-use and re-deploy that knowledge. – OIC Document Management
16. Knowledge management is a streamlined approach at improving knowledge sharing across the entire organization. – Tenrox PSA
17. Knowledge management is information or data management with the additional practice of capturing the tacit experience of the individual to be shared, used and built upon by the organization. – KMTool Community
18. Knowledge management is organizing information from disparate sources into a context that reflects the business and the decisions and processes of the business. – Peter Novins
19. Knowledge management is the strategy and processes to enable the creation and flow of relevant knowledge throughout the business to create organizational, customer and consumer value. – David Smith
20. Knowledge management is the broad process of locating, organizing, transferring, and using the information and expertise within an organization. – American Productivity and Quality Center
21. Knowledge management is a newly emerging, interdisciplinary business model dealing with all aspects of knowledge within the context of the firm, including knowledge creation, codification, sharing, and how these activities promote learning and innovation. – Gotcha
22. Unfortunately, there’s no universal definition of KM, just as there’s no agreement as to what constitutes knowledge in the first place. For this reason, it’s best to think of KM in the broadest context. Succinctly put, KM is the process through which organizations generate value from their intellectual and knowledge-based assets. Most often, generating value from such assets involves sharing them among employees, departments and even with other companies in an effort to devise best practices. It’s important to note that the definition says nothing about technology; while KM is often facilitated by IT, technology by itself is not KM. – CIO Magazine.
23. Knowledge Management is the systematic process of finding, selecting, organizing, distilling and presenting information in a way that improves an employee’s comprehension in a specific area of interest. – Knowledge Management Server.
24. Knowledge Management is the broad process of locating, organizing, transferring, and using the information and expertise within an organization. The overall knowledge management process is supported by four key enablers: leadership, culture, technology, and measurement. – American Productivity and Quality Center.
25. Communications is human nature. Knowledge sharing is human nurture. – Alison Tucker, Buckman Laboratories.
26. The act of making tacit knowledge explicit. Tacit knowledge is the knowledge we each carry in our heads about how to do things, who to call and the lessons learned through experience. Making it explicit is recording in some media that allows another person to use it. The media can be a complex computer database or a piece of paper tacked over the water cooler. There are as many definitions of knowledge management (KM) as there are ways to use it. – <http:// www.moviemaven.com/ technical/definitions/gloslist.htm>.
27. Important concepts in knowledge management include domains, i.e., fields of related concepts and terms, and ontologies, i.e., structures (typically hierarchies or networks) of interrelated terms for things, concepts, relationships, etc. in a given domain. – Felix Weigel.
28. A relatively new concept in which an enterprise consciously gathers and shares its knowledge to further its goals. Some components of knowledge management include data mining and data warehousing (Data Mining: The analysis data for relationships that have not previously been discovered. For example, the revenues for a particular entrée in a restaurant could, if related to other menu-item data, reveal a correlation between the purchase of a particular dessert with that menu-item. Data Warehouse: A centralized repository of operations and transaction information that is captured from diverse sources and is typically housed on a large-scale server). – Hospitality Technology: Buyer’s Guide.
29. Knowledge Management is the process of capturing value, knowledge and understanding of corporate information, using IT systems, in order to maintain, re-use and re-deploy that knowledge. – OIC Document Management.
30. A streamlined approach at improving knowledge sharing across the entire organization. Accessibility of information, documents, best practice methodologies, templates, libraries, and other pertinent information. Hierarchical views of the entire organization, knowledge repositories, company policies, corporate handbook and collaboration. – Tenrox PSA.
31. Knowledge management is the strategy and processes to enable the creation and flow of relevant knowledge throughout the business to create organizational, customer and consumer value. – David Smith, Unilever.
32. Knowledge is a fluid mix of contextual information, values and experiences. For an organization this resides within employees (human capital) and represents a source of creativity, innovation and adaptability to change. Knowledge management is an explicit system to use this capital. – Article 13 Co.